Sabtu, 13 April 2013

Konservasi Salo (Johannesteijsmannia altifrons)


Pada beberapa spesies tumbuhan, ancaman kelestarian tumbuhan berasal dari faktor intrinsik biologis dan sistem ekologi. Populasi spesies tumbuhan yang memiliki jumlah sedikit rentan terhadap kepunahan. Spesies ini cenderung mengalami pergeseran genetik dan kemungkinan kawin sedarah tinggi. Kehilangan genetik dan ragam genetik dapat menyebabkan populasi kurang mampu beradaptasi terhadap tekanan-tekanan baru yang timbul, seperti serangan hama dan penyakit (Fischer dan Matthies, 1998; Keller dan Waller, 2002) dalam Hamilton, A dan Patrick Hamilton (2006).
Populasi Salo dialam memiliki sebaran kelompok hal ini tentu memungkinkan terjadinya pergeseran ataupun kemungkinan kawin sedarah. Akan tetapi, perlu adanya pertimbangan dalam menilai ukuran kawin populasi tumbuhan di alam apakah populasi yang dipisahkan secara fisik juga terpisah secara biologis (konsep isolasi dan fragmentasi). Secara spasial mungkin terpisah akan tetapi, secara genetik populasi bisa jadi dihubungkan melalui penyerbukan silang atau cara-cara penyebaran biji. Spesies-spesies yang penyerbukannya dibantu angin lebih mungkin kawin silang antara populasi yang secara fisik terisolasi dari pada spesies diserbuki oleh serangga (Bruna, 1999) dalam Hamilton, A dan Patrick Hamilton (2006).  
Faktor lain yang disebutkan oleh Hamilton, A dan Patrick Hamilton (2006) yang berpengaruh terhadap kelestarian tumbuhan adalah faktor manusia (baik yang berpengaruh langsung ataupun tidak langsung). Dalam konteks konservasi, kondisi dan kebutuhan dasar manusia dalam pemenuhan kehidupannya yang menyebabkan lebih cepat hilangnya keanekaragaman hayati. Laju kerusakan yang timbul sejalan dengan jumlah dan pertumbuhan penduduk yang menciptakan tekanan untuk menghancurkan habitat alam memperluas dan mengintensifkan pertanian, dan pengumpulan sumber daya untuk didomestifikasi. Kegiatan manusia yang secara tidak langsung mengakibatkan terjadinya perubahan iklim, polusi, masuknya spesies-spesies invasif ataupun gen invasif yang mempengaruhi keanekaragaman spesies lokal.  Pembukaan lahan disekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh yang merupakan habitat Salo baik secara langsung ataupun tidak langsung juga turut mempengaruhi kelestarian Salo.

0 komentar:

Posting Komentar