• This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Rabu, 29 September 2010

Mawar Untuk Ibu

Seorang pria berhenti ditoko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dikirimkan kepada sang ibu yang tinggal 250 KM darinya. Begitu keluar dari mobilmya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu bertanya mengapa gadis kecil itu menangis dan gadis kecil itu menjawab,Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tetapi saya hanya mempunyai uang lima ratus rupiah, sedangkan harga mawar itu seribu rupiah.

Pria itu tersenyum dan berkata, Ayo ikut aku, aku akan membelikan bunga yang kau mau. Kemudian, ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesan karangan bunga untuk dikirimkan kepada ibunya.

Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri utuk mengantarkan gadis itu pulang kerumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, Ya, tentu saja. Maukah Anda mengantar saya ketempat ibuku?

Kemudian mereka berdua menuju tempat yang ditunjuk gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum. Setibanya disana gadis kecil itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah. Melihat itu, hati pria itu menjadi terenyuh dan teringat akan sesuatu. Bergegas ia kembali menuju toko bunga tadi dan membatalkan kirimanya. Ia mengambil karangan bunga yang telah dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 KM menuju kerumah ibunya.

Akibat marah

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah …

Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah … Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar.

Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini … di hati orang lain.

Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu … Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada … DAN luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik …” memang, sebuah permintaan maaf bisa mengobati banyak hal. Namun, agaknya kita juga harus mengingat, bahwa semua itu tak akan ada artinya, saat kita mengulangi kesalahan itu kembali.

Cerita ini, adalah sebuah tamsil, sebuah amsal, sebuah ibarat dan sebuah wira-kisah. Tentang, berbuat kesalahan memang wajar, namun, ia juga mengajarkan, menghindarinya adalah hal lain yang bisa kita lakukan.

Senin, 27 September 2010

Suku, Bahasa dan Kerajinan Daerah Riau

Penduduk Provinsi Riau terdiri dari penduduk asli dan para pendatang yang berjenis-jenis suku bangsanya. Mereka tinggal di daerah-daerah tertentu dan kota-kota.

Adapun suku-suku yang terdapat di Provinsi Riau adalah sebagai berikut :
• Suku Melayu; merupakan penduduk asli dan mayoritas, terdapat di seluruh daerah Riau.
• Suku Bugis dan Makasar; mereka datang dari Sulawesi Selatan. Banyak terdapat di Indragiri Hilir, seperti di Tembilahan, Enok, Tempuling Gaung anak serka dan Reteh. Peranan orang Bugis dalam masa kerajaan Melayu Riau sangat penting.
• Suku Banjar; Suku Banjar ini datang dari Kalimantan Selatan, mereka menetap di Tembilahan dan Sapat.
• Suku Mandahiling; mereka tinggal dengan daerah berbatasan dengan Sumatera Utara seperti di Pasir Pengaraian.
• Suku Batak; mereka tinggal dikota-kota yang agak besar. Banyak diantara mereka yang bekerja sebagai Pegawai Negeri, anggota TNI dan buruh.
• Suku Jawa; pada umumnya ada di daerah Riau, terutama daerah transmigrasi dan daerah perkotaan. Mereka ada yang bekerja sebagai petani yang rajin, pegawai negeri, anggota TNI, buruh dan sebagainya.
• Suku Minangkabau; suku Minangkabau pada umumnya tinggal di kota-kota dan daerah pasar. Pada umumnya mereka hidup sebagai pedagang, namun banyak juga yang menjadi pegawai negeri, anggota TNI, dll. Suku Minangkabau merupakan suku yang suka merantau.
• Suku-suku lainnya adalah Cina; Suku Cina pada umumnya tinggal di daerah kepulaun seperti di Bagansiapi-api dan Bengkalis. Namun sekarang ini banyak juga yang tinggal didaerah perkotaan. Suku cina terutama pekerjaannya pedagang yang sukses karena mempunyai modal yang cukup besar.
Bahasa pengantar pada umumnya menggunakan bahasa Melayu. Bahasa Melayu Riau mempunyai sejarah yang cukup panjang, karena pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada Zaman Kerajaan Sriwijaya, Bahasa Melayu sudah menjadi bahasa internasional Lingua franca di kepulauan Nusantara, atau sekurang-kurangnya sebagai bahasa perdagangan di Kepulauan Nusantara. Bahasa Melayu, semenjak pusat kerajaan berada di Malaka kemudian pindah ke Johor, akhirnya pindah ke Riau mendapat predikat pula sesuai dengan nama pusat kerajaan Melayu itu. Karena itu bahasa Melayu zaman Melaka terkenal dengan Melayu Melaka, bahasa Melayu zaman Johor terkenal dengan Melayu Johor dan bahasa melayu zaman Riau terkenal dengan bahasa Melayu Riau.

Pada zaman dahulu ada beberapa alasan yang menyebabkan bahasa melayu menjadi bahasa resmi digunakan, yaitu: (1) Bahasa Melayu Riau secara historis berasal dari perkembangan Bahasa Melayu semenjak berabad-abad yang lalu. Bahasa Melayu sudah tersebar keseluruh Nusantara, sehingga sudah dipahami oleh masyarakat, bahasa ini sudah lama menjadi bahasa antar suku di Nusantara, (2) Bahasa Melayu Riau sudah dibina sedemikian rupa oleh Raja Ali Haji dan kawan-kawannya, sehingga bahasa ini sudah menjadi standar, dan (3) Bahasa Melayu Riau sudah banyak publikasi, berupa buku-buku sastra, buku-buku sejarah dan agama baik dari zaman Melayu klasik maupun dari yang baru. Bahasa Melayu Riau sudah mempunyai bahan-bahan yang dapat dipakai dalam pengajaran bahasa.
Provinsi Riau sangat kaya akan kerajinan daerahnya, hanya sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian. Salah satu bentuk kerajinan daerah Riau adalah anyaman yang berkembang dalam bentuk beraneka ragam yang erat hubungannya dengan kebutuhan hidup manusia. Kerajinan anyaman dibuat dari daun pandan, daun rasau, rumput laut, batang rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah dan daun rumbia. Hasil anyaman ini berupa; bakul, sumpit, ambung, katang-katang, tikar, kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala dan alat penangkap ikan yang disebut sempirai, pangilo, lukah dan sebagainya.

Kerajinan lainnya adalah berupa tenunan yang sangat terkenal yaitu tenunan Siak. Tenunan siak ini mempunyai motif yang khas, sehingga nilai jualnya juga cukup tinggi. Tenunan ini biasanya dikerjakan dengan peralatan tradisional. Tenunan ini apabila dikelola dengan baik justru memberikan keuntungan yang cukup besar, tidak saja pengrajin tenun tapi juga bagi daerah Siak sendiri.
Sumber
http://www.balitbang.riau.go.id/index.php?litbang=subhal&sublink=suku_bahasa

Suku Melayu

Melayu atau suku Melayu dalam pengertian mutakhir merujuk kepada penutur bahasa Melayu dan mengamalkan adat budaya orang Melayu, walau sudah mengalami akulturasi dengan bangsa asing lainnya yang datang dari luar Kepulauan Indo Melayu (Nusantara), terutama pengaruh agama Islam yang kuat. Suku Melayu merupakan bagian dari suku-suku ras Deutero Melayu. Suku Melayu modern merupakan keturunan orang Melayu kuno dari Kerajaan Melayu. Menurut sensus tahun 2000, suku Melayu meliputi 3,4% dari populasi Indonesia dan mendiami beberapa propinsi di Sumatera dan Kalimantan Barat.
Suku Melayu juga terdapat di Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand dan Afrika Selatan. Melayu Cape Town di Afrika Selatan merupakan keturunan suku Melayu dan sejumlah suku lainnya yang berasal dari Nusantara seperti Makassar, Banten, Ternate dan lain-lain.Jadi Melayu Cape Town merupakan kumpulan beberapa etnis yang kebetulan semuanya muslim lebih tepat disebut ras Indo-Melayu atau disederhanakan dengan sebutan ras Melayu.
Istilah Melayu atau Malayu berasal dari Kerajaan Malayu, sebuah kerajaan Hindu-Budha pada abad ke-7 di hulu sungai Batanghari, Jambi di pulau Sumatera, jadi secara geografis semula hanya mengacu kepada wilayah kerajaan tersebut yang merupakan sebagian dari wilayah pulau Sumatera. Dalam perkembangannya pemakaian istilah Melayu mencakup wilayah geografis yang lebih luas dari wilayah Kerajaan Malayu tersebut, mencakup negeri-negeri di pulau Sumatera sehingga pulau tersebut disebut juga Bumi Melayu seperti disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama. Ibukota Kerajaan Melayu semakin mundur ke pedalaman karena serangan Sriwijaya dan masyarakatnya di paksa keluar Bumi Melayu, belakangan masyarakat pendukungnya yang mundur ke pedalaman berasimilasi ke dalam masyarakat Minangkabau menjadi klan Malayu (suku Melayu Minangkabau) yang merupakan salah satu marga di Sumatera Barat. Sriwijaya berpengaruh luas hingga ke Filipina membawa penyebaran Bahasa Melayu semakin meluas, tampak dalam prasasti Keping Tembaga Laguna. Bahasa Melayu kuno yangberkembang di Bumi Melayu tersebut berlogat "o" seperti Melayu Jambi, Minangkabau, Kerinci, Palembang dan  Bengkulu. Semenanjung Malaka dalam Nagarakretagama disebut Hujung Medini artinya Semenanjung Medini. Dalam perkembangannya orang Melayu migrasi ke Semenanjung Malaysia (= Hujung Medini) dan lebih banyak lagi pada masa perkembangan kerajaan-kerajaan Islam yang pusat mandalanya adalah Kesultanan Malaka, istilah Melayu bergeser kepada Semenanjung Malaka (= Semenanjung Malaysia) yang akhirnya disebut Semenanjung Melayu atau Tanah Melayu. Tetapi nyatalah bahwa istilah Melayu itui berasal dari Indonesia. Bahasa Melayu yang berkembang di sekitar daerah Semenanjung Malaka berlogat "e". Kesultanan Malaka dimusnahkan oleh Portugis tahun1512 sehingga penduduknya diaspora sampai ke kawasan timur kepulauan Nusantara. Bahasa Melayu Purba sendiri diduga berasal dari pulau Kalimantan, jadi diduga pemakai bahasa Melayu ini bukan penduduk asli Sumatera tetapi dari pulau Kalimantan. Suku Dayak yang diduga memiliki hubungan dengan suku Melayu kuno di Sumatera misalnya Dayak Salako, Dayak Kanayatn (Kendayan), dan Dayak Iban yang semuanya berlogat "a" seperti bahasa Melayu Baku. Penduduk asli Sumatera sebelumnya