Kamis, 30 Mei 2013

Masyarakat Tradisional dan Sistem Pengetahuannya (Bagian 1)

Sistem pengetahuan yang merupakan salah satu unsur kebudayaan muncul dari pengalaman-pengalaman individu yang disebabkan oleh adanya interaksi diantara mereka dalam menanggapi lingkungannya. Pengalaman itu diabstraksikan menjadi konsep-konsep, pendirian-pendirian, dan pedoman-pedoman tingkah laku bermasyarakat (Adimihardja 1996).
Pengetahuan merupakan kapasitas manusia untuk memahami dan menginterpretasikan baik hasil pengamatan maupun pengalaman, sehingga bisa digunakan untuk meramal atau sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan (Kartikawati 2004). Istilah traditional knowledge atau pengetahuan tradisional mencakup pengetahuan, inovasi, praktek masyarakat adat dan komunitas lokal dalam kehidupan mereka. Pengetahuan tradisional telah berkembang sejak berabad-abad, diwariskan dari generasi selanjutnya secara lisan dan beradaptasi dengan budaya setempat dalam bentuk cerita, lagu, dongeng, nilai budaya, kepercayaan, ritual, adat, bahasa, dan praktek pertanian (Plotkin 1991; Adimihardja 1996).
Secara bahasa, tradisi berarti adat kebiasaan yang turun temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan masyarakat atau adat yang telah lama dijalankan dan dipengaruhi oleh hukum yang tidak tertulis. Sedangkan tradisional berarti bersifat adat kebiasaaan yang turun temurun. Pengetahuan ini merupakan hasil kreativitas dan uji coba secara terus menerus dengan melibatkan inovasi internal dan pengaruh eksternal dalam usaha menyesuaikan dengan kondisi baru (Adimihardja 1996).
Wiratno (2004) menyatakan bahwa karekteristik yang agak jelas dari masyarakat tradisional adalah bahwa mereka masih menjaga tradisi peninggalan nenek moyangnya, baik dalam hal aturan hubungan antar manusia maupun dengan alam sekitarnya yang mengutamakan keselarasan dan keharmonisan.  Ciri lain yang menonjol dari masyarakat ini adalah tingginya adaptasi sosial budaya serta releginya dengan mekanisme alam dan sekitarnya. Karenanya, mereka juga bukan manusia yang statis, karena sistem pengetahuan mereka juga berkembang selaras dengan dinamika permasalahan serta faktor-faktor eksternal lain yang mereka hadapi.
Masyarakat tradisonal adalah komonitas yang dinamis yang berubah dari waktu ke waktu sebagai suatu proses adaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan lokalnya. Sumber perubahan ini biasanya berupa masuknya pengaruh dari luar, tetapi juga bisa muncul dari dalam masyarakat itu sendiri. Persoalannya adalah apabila pengaruh unsur-unsur luar (lebih tepat disebut: gelombang intervensi) menjadi sedemikan besar sehingga nilai-nilai dan pranata-pranata sosial (adat) tidak mampu lagi mengakomodasikan nilai-nilai dan pranata sosial yang baru yang datang dari luar dalam suatu proses transformasi yang sehat (Nababan 1995).

0 komentar:

Posting Komentar